Tak Disangka, Ini 5 Penyakit yang Tidak Boleh Makan Cokelat

Tak Disangka, Ini 5 Penyakit yang Tidak Boleh Makan Cokelat

Cokelat memang sajian yang segala usia menyukainya. Rasanya yang manis dengan cita rasa khas membuat orang sulit menolak. Namun, ternyata ada beberapa penyakit yang tidak boleh memakan cokelat.

Meski manfaat makan cokelat cukup besar dengan kandungan antioksidan yang tinggi, tapi beberapa kondisi membuat makan coklat berisiko bagi kesehatan.

Berikut ini 5 penyakit yang membuat kamu perlu waspada saat memakan kudapan lezat ini.

 

GERD

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan perlukaan dan sensasi terbakar.

Cokelat bukan termasuk makanan yang cocok untuk asam lambung karena dapat melemaskan sphincter gastroesophageal. Ini adalah semacam katup cincin otot yang mencegah makanan mengalir kembali dari lambung ke kerongkongan.

Selain itu, kandungan lemaknya yang cukup tinggi juga bisa meningkatkan produksi asam lambung.

 

Diabetes

Cokelat murni memang sangat sedikit mengandung gula, tapi rasanya akan sedikit pahit. Karena itu, produsen cokelat sering menambahkan gula agar rasanya lebih lezat.

Rerata cokelat yang ada di pasaran memiliki kandungan gula sekitar 40-50%. Artinya dari 100 gram cokelat yang kamu makan, ada 40 gram gula. Bayangkan saja berapa jika 1 sendok makan gula setara 10 gram.

 

Obesitas

Terlepas dari rasanya yang enak, kandungan kalori dalam cokelat tergolong tinggi. Baik yang berasal dari karbohidrat maupun lemak.

Tercatat, 100 gram cokelat mengandung hingga 500 kalori atau setara dengan 1x makan lengkap dengan lauknya. Jika kamu menganggapnya sebagai snack saja, jelas sangat berisiko bagi obesitas.

 

Osteoporosis

Osteoporosis atau tulang keropos merupakan kondisi umum yang sering terjadi seiring bertambahnya usia. Sayangnya, hal ini dapat memburuk ketika penderita rutin mengonsumsi cokelat.

Sebuah studi yang terbit di American Journal of Clinical Nutrition mengungkap fakta tersebut. Ternyata wanita lansia yang rutin mengonsumsi cokelat setiap hari memiliki kepadatan dan kekuatan tulang yang lebih rendah.

Jadi, efek sering makan cokelat bisa mengurangi kepadatan tulang.

 

Migrain

Cokelat mengandung kafein dan feniletilamin beta yang mampu memicu migrain. Berdasarkan American Migraine Foundation, 22% penderita migrain mengalaminya setelah makan cokelat.

Oleh karena itu, jika kamu pernah mengalami migrain, sebaiknya hindari konsumsi produk coklat untuk mencegah kambuh.

Pada beberapa kondisi tersebut, makan cokelat sesekali mungkin tidak masalah. Namun, dapat menjadi masalah jika makannya rutin atau porsi banyak sekaligus.

 

Jika kamu memiliki penyakit yang tidak boleh makan cokelat dan kambuh setelah mengonsumsinya, jangan ragu untuk periksa ke tenaga kesehatan. Selain itu, untuk memaksimalkan perlindungan kesehatanmu, kamu bisa beralih ke Asuransi Kesehatan Receh.

Dapatkan pertanggungan hingga Rp1.000.000 dengan premi mulai dari Rp16.000 aja per tahunnya!